Departemen Kehakiman Filipina (DOJ) telah mengajukan banding atas penolakan pengadilan Timor-Leste terhadap ekstradisi slot qris mantan anggota Kongres Negros Oriental, Arnolfo “Arnie” Teves Jr. Teves, yang dituduh sebagai otak di balik pembunuhan Gubernur Negros Oriental, Roel Degamo, pada Maret 2023, telah berada di Timor-Leste sejak saat itu. citeturn0search0
Pada Desember 2024, setelah proses peradilan yang panjang, Pengadilan Banding Timor-Leste menolak banding yang diajukan oleh tim hukum Teves, yang berusaha menghentikan ekstradisinya ke Filipina. Keputusan ini dianggap sebagai langkah maju dalam upaya pemerintah Filipina untuk membawa Teves kembali dan menghadapkan dirinya pada tuntutan hukum. citeturn0search5
Namun, proses hukum di Timor-Leste tidak berhenti di situ. Tim hukum Teves mengajukan banding atas keputusan tersebut, yang menyebabkan penundaan lebih lanjut dalam proses ekstradisi. Menteri Kehakiman Filipina, Jesus Crispin Remulla, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap proses banding yang tampaknya tidak ada habisnya di Timor-Leste. Dia menekankan bahwa meskipun proses ini memakan waktu lama, pemerintah Filipina terus berupaya dan berharap akan ada perkembangan positif segera. citeturn0search4
Pada Maret 2025, Remulla mengungkapkan bahwa dia akan melakukan kunjungan ke Timor-Leste untuk berbicara langsung dengan para pemimpin setempat guna mempercepat proses ekstradisi Teves. Dia menyatakan bahwa meskipun sistem peradilan Timor-Leste masih berkembang dan tidak memiliki Mahkamah Agung, pemerintah Filipina terus mengikuti perkembangan kasus ini dan berusaha memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai harapan. citeturn0search6
Sementara itu, Teves tetap berada di Timor-Leste, menunggu hasil dari proses banding yang sedang berlangsung. Dia menghadapi tuduhan serius terkait pembunuhan Gubernur Degamo dan beberapa individu lainnya. Pemerintah Filipina berharap bahwa dengan langkah-langkah diplomatik dan hukum yang sedang diambil, proses ekstradisi dapat segera diselesaikan, memungkinkan Teves untuk kembali ke Filipina dan menghadapi tuntutan hukum yang berlaku. citeturn0search1
Kasus ini menyoroti kompleksitas dalam proses ekstradisi internasional, terutama ketika melibatkan sistem peradilan yang masih berkembang dan prosedur hukum yang panjang. Pemerintah Filipina terus berupaya melalui saluran hukum dan diplomatik untuk memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan dalam kasus yang melibatkan mantan pejabat publik dengan tuduhan serius.